headline photo

Pengaruh Konsentrasi Kalium Bisulfit Terhadap Kualitas Cabai Merah Kering

Sunday, August 5, 2012

Pengeringan cabai dilakukan sebagai alternatif untuk menanggulangi produk cabai yang berlebihan, terutama saat panen raya dengan pengeringan cabai dapat disimpan lebih lama seingga penjualan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Pengeringan secara tradisional juga tidak dapat diandalkan kualitas dan kuantitasnya, namun keadaan tersebut dapat diperbaiki dengan melakukan perlakuan pra pengeringan berupa blanching, dalam proses blanching larutan yang digunakan adalah kalium bisulfit karena kalium bisulfit selain untuk mencega penoklatan juga untuk mencega pertumbuhan mikroorganisme, sehingga dengan perlakuan pencelupan dengan kalium bisulfit akan dapat mempertahankan kualitas cabai merah kering. 


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh konsentrasi kalium bisulfit (KHSO3) terhadap kualitas cabai merah kering dan pada konsentrasi kalium bisulfit berapa didapatkan kualitas cabai merah kering yang terbaik. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen,variabel bebasnya yaitu konsentrasi kalium bisulfit konsentrasi yang digunakan adalah (30 pm, 35 ppm, 40 ppm, 45 ppm, 50 ppm, 55 ppm, 60 ppm, 6 ppm, 70 ppm) variabel terikatnya yaitu kadar air, total koloni jamur, organoleptik (kenampakan ,warna, rasa, bau), variabel kendalinya yaitu shu pengeringan 60 oc, lama perendaman 5 menit, lama pengeringan 16 jam. Metode pengambilan data untuk kadar air yaitu dihitung selisih antara berat awal dan akhir untuk total koloni jamur yaitu dihitung jumlah koloni antara 30 sampai 300 koloni pada tiap pengenceran Populasinya terdiri dari semua buah cabai yang ada dilahan petani dengan sample yang digunakan 2,7 kg. Teknik pengambilan sample dilakukan dengan metode Simple Random sampling. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui : bahwa ada pengaruh konsentrasi kalium bisulfit terhadap kualitas abai mera kering. Pada uji Dunans menunjukan, pemberian konsentrasi 30 ppm sebagai konsentrasi terbaik. Pada kadar air, sedangkan pada pemberian konsentrasi 70 ppm sebagai konsentrasi terbaik pada jumlah total koloni jamur, kenampakan, warna, rasa, bau.
http://digilib.umm.ac.id/files/disk1/24/jiptummpp-gdl-s1-2004-makhsunah9-1171-pendahul-n.pdf

0 comments:

Post a Comment