headline photo

Persepsi Keluarga Korban Santet Terhadap Perilaku Santet

Sunday, August 12, 2012

Menginjak abad yang dipenuhi oleh pola pikir modern, masalah perilaku santet masih tetap hangat untuk diperbincangkan. Dilematis memang disaat pola pikir masyarakat yang tengah menuju ke pola pikir yang maju dan modern, perilaku santet tetap muncul sebagai tindakan yang masih membudaya dan cukup sulit untuk dihilangkan. Korban-korban santet yang mulai berjatuhan akibat dari suatu ketidakwajaran, hal yang diluar logika dan berhubungan dengan hal gaib, yang dialami masyarakat.


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi korban dan keluarga korban santet terhadap perilaku santet itu sendiri dengan mengkaji dan menginterpretasikan pengamatan dari stimulus yang dialami korban dan keluarga korban santet yang berdasarkan pada pengalaman, pola pikir, lingkungan, aspek psikologis, agama, hukum pada perilaku santet. Dalam penelitian ini mengambil sampel sebagai subyek penelitian sebanyak lima orang di Desa Welaran Kecamatan Singotrunan Kabupaten Banyuwangi. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara terarah terhadap korban santet dan keluarga korban santet, sedangkan analisa data menggunakan analisa yang melihat kembali hasil pencatatan awal yang kemudian dibuat kesimpulan dari hasil wawancara. Untuk keabsahan data penelitian ini menggunakan metode triangulasi terhadap lingkungan terdekat subyek penelitian antara lain keluarga, tetangga dekat yang mengetahui tentang seluk-beluk subyek. Hasil penelitian menunjukkan subyek dan keluarga subyek berpendapat bahwa perilaku santet merupakan perilaku yang negatif (buruk) dan sudah sepantasnya dihilangkan dari kehidupan masyarakat. Dilihat dari aspek sosial perilaku santet mengancam ketenangan desa yang menyebabkan proses bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan menjadi kompleks. Dari aspek agama perilaku santet mendapat kecaman yang keras karena dianggap sebagai perilaku yang menyalahi ajaran agama. Dari aspek hukumpun korban dan keluarga korban sangat berharap pelaku perilaku santet dapat berkurang dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku, sedangkan dalam aspek psikologis perilaku santet yang diterima korban menimbulkan perasaan takut dan dihantui oleh trauma dari perilaku santet yang pernah diterimanya
Download Link: http://digilib.umm.ac.id/files/disk1/51/jiptummpp-gdl-s1-2005-ninyomandw-2545-Pendahul-n.pdf

0 comments:

Post a Comment