headline photo

Studi Kasus Kehidupan Sosial Kaum Waria Pada Masyarakat Paiton Kabupaten Probolinggo

Monday, August 6, 2012

Dunia waria merupakan kehidupan yang relatif unik dan menarik serta aneh bagi orang yang tidak mengenal sama sekali dunia tentang mereka. Bahkan kehadiran mereka pun seringkali dianggap sebagai sampah masyarakat. Dimana masyarakat hanya mengenal waria itu identik dengan para pelacur yang menjajakan seks di pinggir jalan. Kehadiran mereka di tempat-tempat umum menjadi pusat perhatian dan pergunjingan. Pusat perhatian masyarakat berkisar pada keanehan perilaku dan penampilannya, yakni seorang laki-laki yang berdandan seperti layaknya seorang wanita. 


Sedangkan dalam norma sosial, masyarakat pada umumnya sangat menolak dengan tegas seorang laki-laki yang berpakaian wanita dan itu dianggap suatu penyimpangan. Akan tetapi dalam interaksi sosial masyarakat di Paiton tidak terdapat jarak antara kaum waria dengan kaum masyarakat. Karena secara sosial sebenarnya kaum waria di Paiton itu tidak menutup diri untuk bergaul dengan masyarakat luas disekitarnya. Dan keterbukaan akan hal itu sepenuhnya diikuti dengan penerimaan masyarakat dalam lingkungannya bahkan lingkungan mereka sendiri. Dalam perilaku dan aktivitasnya sehari-hari kaum waria di Paiton tidak ubahnya seperti wanita pada umumnya, misalnya dalam hal bersolek, berpakaian, berkomunikasi, dan lain sebagainya. Penelitian ini dilakukan di Paiton Kabupaten Probolinggo dengan tujuan: (1) Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana perkembangan dan pelembagaan kaum waria di Kota Jombang; dan (2) Untuk mengetahui bagaimana perilaku dan aktivitas kaum waria di Kota Jombang. Adapun yang menjadi responden dari penelitian ini adalah para waria yang ada di Paiton dan mereka tergabung dalam organisasi Ikatan Waria Probolinggo (IWAPRO). IWAPRO adalah satu-satunya organisasi kaum waria yang ada di kota Probolinggo. teknik yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitian ini, yaitu: (1)teknik wawancara mendalam; (2) teknik pengamatan berperan serta; dan (3) teknik dokumentasi. Menurut Marshall (dalam Bafadal, 1995) ketiga teknik tersebut memang merupakan teknik-teknik dasar yang selalu digunakan oleh peneliti kualitatif di dalam penelitian-penelitiannya. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa latar belakang responden menjadi waria dikarenakan faktor bawaan (gen),suka dengan sesama jenis, lingkunan yang mayoritas wanita, cinta ditolak, takdir dari Allah (Tuhan) dan adanya pengalaman pertama hubungan seks yang salah dan itu dilakukan pada usia yang relatif muda. Pengalaman ini merupakan penegasan fantasi bahwa dirinya lebih cocok berperan sebagai wanita. Dengan keadaan mereka yang seperti itu ternyata semua masyarakat disekitarnya tidak, menolak dengan kehadiran mereka, ini dapat dilihat dari penerimaan masyarakat pada keikutsertaan kaum waria dalam kegiatan kemasyarakatan. Dan masyarakatpun menempatkan mereka dalam pekerjaan-pekerjaan wanita.
http://digilib.umm.ac.id/files/disk1/130/jiptummpp-gdl-s1-2006-sugihprabo-6454-Pendahul-n.pdf

0 comments:

Post a Comment